Pariwisata Aceh Belajar Kesuksesan dari Bali Lombok dan Banyuwangi
Kamis, 26 Desember 2019
Tambah Komentar
Sebagai sebuah daerah Aceh memang
menyimpan keistimewaan tersendiri. Termasuk di dalamnya pariwisata. Jika di
ujung timur Indonesia ada Papua maka di ujung barat ada Aceh sebagai destinasi
wisata. Namun agaknya dunia pariwisata di ujung barat Indoensia ini belum
seterkenal dibanding Indonesia wilayah timur, kususnya Aceh. Padahal Aceh
menyimpan potensi wisata yang tak kalah hebatnya.
Maka 21 Desember ini, diadakanlah
Forum Silaturahmi Aceh Meusapat untuk membahas sektor pariwisata Aceh
kedepannya. Karena sektor pariwisata merupakan salah satu dari 15 program
unggulan yang tengah dikembangkan oleh Pemerintah Aceh. Bertempat di Mess Aceh,
Menteng Jakarta Pusat, Forum ini dihadiri oleh beberapa pakar dan pemerintah
Aceh, salah satunya Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
Narasumber |
Saya sebagai blogger lifestylepun kebagian ilmu-ilmu dan insight tentang pariwisata daerah dan
tantangannya. Karena yang hadir sebagai narasumber memang praktisi yang
kompeten di bidang pariwisata. Ada Yuana Rochma Astuti, dari Direktur
Pengembangan Pasar Dalam Negeri, Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif. Ada Dicky
Andriansyah, Key Account Manager Traveloka. Ada Doto Yogantoro, Ketua Pengelola
Desa Wisata Pentingsari Kendal dan MY Bramuda, Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Banyuwangi.
Al hasil pada intinya semua pakar
berkumpul dalam forum ini adalah menemukan formula yang pas dalam membangun
sekto pariwisata Aceh yang dipadukan dengan pembangunan usaha kreatif masyarakat.
Sehingga Aceh tidak lagi terkenal hanya karena Tari Samannya dan Kopi Gayonya.
Dan ini menurut saya adalah langkah yang baik untuk pemerintah Aceh dalam
mengembangkan potensi wisatanya. Menggandeng seluruh stakeholder dan praktisi di dalamnya.
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah |
Potensi Wisata Aceh
Mengingat ini adalah peluang yang
sangat menjanjikan, sebab ada banyak sekali daya tarik wisata yang dimiliki
Aceh, baik itu wisata alam, budaya, cagar budaya ataupun wisata buatan. Hal ini
senada apa yang dijelaskan oleh Plt Gubernur Aceh tentang potensi wisata yang
ada di Aceh.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh
mengidentifikasi setidaknya ada 797 objek wisata sera 774 situs dan cagar
budaya yang tersebar di 23 kabupaten/kota di seluruh Aceh. Selain pariwisata,
Aceh juga memiliki beragam seni budaya yang unik, seperti tarian, adat istiadat,
sastra, seni lukis maupun kegiatan spiritual yang begitu menarik untuk
dipromosikan. Semua potensi itu sangat mudah dinikmati karena aksessibilitas
menuju tempat-tempat wisata tersebut sangat mudah.
Apalagi didukung adanya
penerbangan internasional ke Aceh, seperti dari Penang, Kuala Lumpur dan
Jeddah. Bahkan sekarang sedang dibahas rencana pembukaan jalur penerbangan baru
dari Aceh ke India (Port Blair) dan rute Sabang-Phuket-Langkawi. Maka pada
tahun 2018, kunjungan wisatawan ke Aceh mencapai 2,5 juta orang, naik sekitar
20 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara tahun 2019 ini, kunjungan
wisatawan diperkirakan mencapai 3 juta orang.
Aceh sebagai World’s Best Halal Cultural Destination
Aceh ditetapkan sebagai World’s
Best Halal Cultural Tourism Destination melalui World Halal Tourism Award oleh
International Travel Week (ITW) di Abu Dhabi 2019, dan juga Destinasi Wisata
Halal Unggulan oleh Indonesia Muslim
Travel Index (IMTI) 2019. Dengan modal tersebut, wisata Aceh mampu meraih
peringkat terbaik pada Global Muslim Travel Index (GMTI) 2020.
0 KM Aceh |
Apalagi berdasarkan data, sektor
pariwisata rata-rata tiap tahun mampu memberi kontribusi berkisar 5% untuk PDRB
Aceh. Oleh sebab itu memang diperlukan upaya untuk pengembangan sektor pariwisata
yang harus ditingkatkan. Melakukan promosi dan perbaikan di berbagai bidang dan
tentu belajar dari pengalaman berbagai daerah yang sudah berhasil dalam
mengembangkan usaha pariwisatanya.
Aceh Belajar dari Bali, Lombok dan Banyuwangi
Memang tak dapat dipungkiri
sektor pariwisata yang bagus, unik akan membawa dampak yang signifikan terhadap
perekonomian masyarakat khususnya Bali, Lombok ataupun Banyuwangi. Keberhasilan
ketiga daerah tersebut agaknya menjadi motivasi pemerintah Aceh dalam membangun
pariwisata Aceh.
Salah satunya belajar dari
kabupaten Banyuwangi yang sukses dan mendapat penghargaan dari Badan Pariwisata
PBB sebagai destinasi wisata yang mengalami perkembangan sangat pesat. Hal ini
sangat menarik karena 8 tahun lalu Banyuwangi bukanlah tempat yang menarik
sebagai objek wisata. Namun sekarang bisa berdampingan dengan Bali dan Lombok
sebagai destinasi wisata pilihan.
Saya |
Sepertinya Aceh perlu mencontek
strategi pengembangan pariwisata Banyuwangi ini. Di mana visinya adalah wisata
tidak lagi digerakkan oleh pemerintah tapi oleh masyarakat itu sendiri. Atau
seperti desa wisata Pentingsari Kendal yang menyulap desanya sebagai desa
wisata.
Maka masukan dari para akademisi,
praktisi pariwisata dan para traveller ini perlu diterapkan. Apalagi ketika
Aceh membranding diri dengan ‘The Light of Aceh’ atau ‘Cahaya Aceh’ bisa
terwujud dengan baik. Sehingga Aceh mampu menjadi salah satu daerah yang
memberikan kontribusi dalam memajukan sektor wisata di Indonesia.
Belum ada Komentar untuk "Pariwisata Aceh Belajar Kesuksesan dari Bali Lombok dan Banyuwangi"
Posting Komentar