Potret MRT Jakarta, Setelah Enam Tahun dibangun dan Tujuh Bulan Beroperasi
Jumat, 01 November 2019
Tambah Komentar
Siapa sangka sejak diresmikan
beroperasi Maret lalu, kini MRT menjelma menjadi tren transportasi ibu kota.
Saya yang tinggal di sekitaran Jakarta begitu menikmati. Ada banyak suasana
berkecamuk di dalam hati saya membincang MRT ini.
Betapa tidak, negara besar dengan
230 juta lebih masyarakatnya ini bikin MRT
aja terasa susahnya minta ampun.
Sementara di luar sana transportasi MRT sudah beroperasi lama. Sebut saja
negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapore, Thailand bahkan Filipina.
Betapa kita begitu ketinggalan dalam hal transportasi massal.
Proyek infrastruktur ini
sebenarnya sudah digagas sejak Orde Baru yaitu tahun 1985 di era Soeharto. Ada
lebih dari 25 studi subjek umum dan khusus yang telah dilakukan terkait dengan
kemungkinan sistem MRT di Jakarta. Ternyata butuh tiga dasawarsa MRT akhirnya beneran ada wujudnya. Melewati tantangan
berat berupa krisis ekonomi dan politik tahun 1997-1998 yang membuat proyek ini
mendadak jalan di tempat.
MRT Jakarta Fase 1 |
Pemeritah berganti tiap lima
tahun, gubernur ibukota juga berganti tiap lima tahun. Sampai akhirnya 2013
lalu sebuah keputusan dibuat. Jokowi yang saat itu menjabar gubernur Jakarta
akhirnya ketok palu untuk realisasikan proyek MRT Fase I. Jokowi saat itu menyebut
proyek MRT masuk sebagai salah satu prioritas dalam anggaran Jakarta tahun
2013. Peletakkan batu pertama atau groundbreaking
dilakukan Oktober 2013. Artinya tepat 6 tahun yang lalu MRT secara fisik
resmi dibangun sampai terwujud dan dinikmati seperti sekarang ini.
Perkembangan MRT Jakarta 2013-2019
Lalu seperti apakah perkembangan
MRT 5-6 tahun ini di ibukota Jakarta?
Potret MRT Jakarta, Setelah enam tahun dibangun dan tujuh bulan beroperasi. Dan saya menjadi penumpang pertama saat ujicoba pertama waktu itu. Ada begitu banyak
emosi yang mengisi ruang hati ini—sampai sekarang. Kebanggaan sebagai
masyarakat yang tinggal di pinggiran ibukota, meski hanya bilang ; “akhirnya
Jakarta punya MRT”. Saya yakin jutaan
masyarakat khususnya Jakarta begitu lega bisa mengucapkan kalimat tersebut
meski harus ekstra sabar selama 6 tahun ini.
Mengurangi kemacetan. Kehadiran moda transportasi MRT
Jakarta seolah menjadi oase di tengah frustasi masyarakat ibukota atas
kemacetan yang tak kunjung bertemu jalan keluar. Meski belum begitu efektif
mengatasi kemacetan adanya MRT adalah cara bagaimana mengubah kebiasaan kita untuk
beralih ke transportasi umum.
Penumpang MRT Jakarta |
MRT bisa dijadikan simbol
transportasi publik modern di ibukota. Solusi transportasi modern berteknologi tinggi. Sehingga memicu dan menjadikannya role model untuk membangun
transportasi yang setara paling tidak secara fungsionalitas.
Menggerakkan Perekonomian. Karena dampaknya tidak saja
mengurangi kemacetan tapi juga menggerakkan roda perekonomian. Banyak sekali
dampak ekonomi dari pengoperasian MRT Jakarta ini. Entah itu dari sisi
infrastrukturnya, dari sisi properti hingga ekonomi di sekitar stasiun yang
memang meningkat. Sebagai contoh Blok M Plaza dan Blok M Square yang makin
ramai pengunjung karena intergrasi stasiun di dalamnya.
Mengurangi Polusi. Pembangunan MRT juga memberi
keuntungan lain. Seperti misalnya perpindahan penggunaan transportasi dari
kendaraan pribadi ke transportasi publik sehingga mampu mengurangi penggunaan
BBM, mengurangi polusi udara di Jakarta.
MRT Jakarta |
Setelah enam bulan resmi
beroperasi jumlah penumpang MRT telah meningkat tajam. Bahkan telah melampaui
target yang ditetapkan oleh PT MRT Jakarta.
“Jumlah penumpang MRT saat ini sudah menyentuh angka 90 ribu penumpang
per hari. Lebih tinggi dari target yang berkisar 60 ribu per hari,” mengutip
kata Direktur Pengenmbangan Bisnis MRT Jakarta (sumber CNBC).
Menguntungkan. Capaian tersebut secara ekonomi
yaitu penjualan tiket selama enam bulan beroperasi sekitar 150 miliar. Di mana
akhir tahun di bulan Desember akan mencapai 200 miliar. Ini hanya pendapatan
dari tiket belum pendapatn non tiket seperti iklan atau reklame di sepanjang
stasiun.
MRT Jakarta |
Untuk pendapatan non tiket saat
ini sudah mencapai hampir 300% dari target KPI atau sekitar 270 miliar. Padahal
target non-tiket saat ini 94 miliar. Realisasinya hampir 270 miliar bahkan mendekati
300 miliar di akhir tahun ini.
Mengakomodir Kenyamanan. Sebagai pengguna setia MRT
capaian ini tentu sangat membahagiakan meski tidak mengagetkan. Sebagai
masyarakat pengguna trasportasi umum aspek utama tentang trasportasi adalah
soal ketepatan waktu, kenyamanan dan keamanan. Dan MRT Jakarta mengakomodir itu
semua. Memang secara tiket lebih mahal dibanding transportasi umum lainnya
tetapi waktu memang tidak bisa dibeli dengan murah karena ada produktivitas di
situ.
Naik MRT bisa memangkas waktu dan
membuat perjalanan begitu efektif, 30 menit tak begitu terasa sudah mencapai
jantung ibu kota. Alhasil ini adalah reformasi sebuah transportasi umum di
indonesia khususnya Jakarta. Mari kita jaga dan rawat MRT Jakarta. Saatnya beralih ke transportasi umum.
Belum ada Komentar untuk "Potret MRT Jakarta, Setelah Enam Tahun dibangun dan Tujuh Bulan Beroperasi"
Posting Komentar