Sindrom Metabolik: Hati hati Konsumsi Makanan Berlebih
Selasa, 13 Agustus 2019
1 Komentar
Tubuh dan makanan memang punya simbiosis masing-masing.
Konsumsi makanan yang berlebihan dan tidak teratur tentu sangat merugikan
tubuh. Apalagi di zaman sekarang dengan jajanan junkfood yang sudah menyerbu di
kanan kiri tanpa ampun. Akhirnya pola makan menjadi berantakan hanya karena
mengikuti selera.
Konsumsi yang terus meningkat saat ini memiliki efek
berlebihan yang muncul, ternyata menyebabkan apa yang disebut dengan sindrom
metabolik. Menurut penelitian ketika seseorang bertambah berat badannya, maka
berat badan teman dekatnya juga cenderung ikut bertambah. Dilihat dari sisi ini
kegemukan atau obesitas sebagai penyakit menular memang masih menjadi
perdebatan.
Sindrom Metabolik |
Penelitian-penelitian ilmiah menyarankan bahwa porsi makan
maksimum tiap hari yaitu 3 porsi. Porsi yang disarankan para ahli medis supaya
tidak melebihi batas kebutuhan kalori kita adalah 3 porsi makanan utama plus 2
porsi makanan pendamping.
Sindrom metabolik yang memang belum ditemukan penyebab
pastinya ini adalah suatu penyakit yang serius yang menyebabkan kadar gula akan
menumpuk di bagian yang berhubungan langsung dengan hormon insulin(hormon
penyeimbang kadar gula dalam darah) sehingga beresiko tinggi memicu timbulnya
penyakit gula dan jantung. Setidaknya ada tiga sampai lima faktor dalam tubuh yang mengindikasikan jika
kita terkena obesitas.
Pertama, obesitas abdominal; lingkar pinggang di atas 102 cm
untuk laki-laki dan 88 cm untuk perempuan. Kedua, rusaknya toleransi glikosa
atau kadar gula darah dalam kondisi berkisar 110-125 mg/dl. Ketiga, kadar
trigliserid darah saat kondisi lapar yang lebih dari 150 mg/dl. Keempat, tekanan
darah yang mencapai lebih dari 130/85 mmHg. Dan kelima, kadar kolesterol HDL
(kolesterol baik) yang berada di bawah 40 mg/dl pada laki-laki dan 50 mg/dl
pada perempuan.
Sindrom Metabolik |
Sekitar 2,6 juta orang meninggal karena penyakit-penyakit
yang berhubungan dengan obesitas. Kegemukan yang telah menjelma menjadi
penyakit yang serius, juga terus meningkat jumlahnya di Indonesia. Kita dapat
terlindung dari bertambahnya massa lemak dalam tubuh yang berujung pada
obesitas, kita dapat melakukan olah raga ringan tetapi rutin seperti jalan
kaki. Atau dengan cara mengurangi asupan energi melalui diet.
Meski tak dapat dipungkiri adanya faktor perubahan hormonal
yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia juga turut meningkatkan resiko
sindrom metabolik. Selain itu konsumsi makanan yang mengandung minyak trans seperti
humburger dan segala jenis fast food lainnya
yang kadung mengakar di kalangan masyarakat serta minuman soda berkaitan erat
dengan obesitas.
Sindrom Metabolik |
Gaya hidup dengan konsumsi makanan berlebihan selain
mendorong pemborosan juga dapat berujung pada kasus obesitas pada remaja dan
anak-anak. Perlu bagi orang yang sudah berusia empat puluh tahun untuk
memeriksakan diri terkait resiko sindrom metabolik dalam tubuhnya. Khususnya
buat mereka yang punya riwayat penyakit jantung dan gula dalam turunan
keluarganya.
Pada dasarnya kegemukan yang terjadi saat ini kebanyakan karena
komsumsi makanan yang tidak sehat dan kebiasaan makan tanpa takaran. Sanggup
makan dengan berbagai jenis makanan untuk mengisi perut kita. Belum lagi dalam
kondisi sudah kenyangpun terkadang kita masih dipaksa untuk menghabiskan sisa
makanan, yang pada akhirnya akan menambah persediaan lemak dalam tubuh.
So,
nasehat bahwa makanlah sebelum kalian lapar dan berhentilah sebelum kalian
kenyang adalah sangat relevan untuk kita aplikasikan.
iya bener banget, kadang aku kalo kenyang tapi masih pengen nambah ngemil atau dessert itu yang bikin buncit...
BalasHapus