Beberapa Catatan saya mengenai Debat Final Pipres kemarin
Sabtu, 20 April 2019
Tambah Komentar
Saya kira debat kelima ini akan
sama dengan debat-debat sebelumnya. Normatif dan cenderung monoton. Apakah akan
memaparkan solusi untuk menggaet swing voters atau malah adu pencitraan dan
klaim. Tapi prasangka sebagian salah. Debat kelima pada titik tertentu bener-bener klimaks dan asyik juga untuk dibuat sebuah catatan.
Selfie di Debat Final Pilpres |
Dari saya yang awalnya ogah-ogahan
sedari siang menonton debat dengan durasi yang begitu panjang. Akhirnya mencoba
mengiyakan ketika seorang teman mengajak nonton debat bareng-bareng. Awalnya
dalam benak saya ini adalah ajakan nobar tentang film, malah nobar tentang
debat pilpres. Keengganan yang sedari siang malas perihal debat akhirnya naik
ke permukaan sadar.
Nobar debat di sebuah cafe kali
yaa di bilangan Jakarta Selatan pun saya sambangi. Meski hujan selepas mahgrib
sempet menghentikan langkah dan mengurungkan niat sejenak. Akhirnya karena
sudah kepalang tanggung dan basah, cuss deh saya dan kedua temen blogger ke
lokasi. Karena kapan lagi nobar debat politik yang serius tapi sambil
mengenyangkan perut, kan?
Fobar Relawan Unicorn Debat Pilpres |
Diinisiasi oleh relawan Unicorn
Jokowi Amin nobar debat ini pun terselenggara dengan baik. Dalam artian enjoy
untuk dinikmati dari tim relawan di dalamnya, tempatnya dan suasana yang
terbangun. Sekilas kita bisa menikmati debat pilpres seperti sambil ngopi dan
selfie. Lalu apa yang saya dapat dari debat final ini?
Tentu saya tidak akan membahas
secara rinci atau detail. Tapi poin apa yang menarik dari debat terakhir
kemarin dan impactnya buat pendukung ataupun pemilih seperti saya. Sehingga bisa dijadikan alasan penting sekadar untuk
menguatkan dari pilihan kita atau malah akan meyakinkan siapa seharusnya kita
pilih.
Pertama, adalah blunder Prabowo
yang mendiskreditkan presiden-presiden sebelumnya. Menurut saya itu sangat
disayangkan. Dan sebuah kesalahan yang fatal. Apalagi diucapkan berkali-kali
dengan yakin. Artinya era SBY (yang jadi anggota koalisinya) sampai era Soeharto
(yang pernah jadi mantan mertuanya) kena imbas kesalahan.
Sebagai bangsa yang besa,
kekurangan dan kelebihan pemimpin itu sebenarnya adalah hal yang biasa.
Seharusnya kita bisa melihat kelebihannya bukan kekurangannya. Itu yang tidak
saya lihat dari cara berpikir seorang capres Prabowo. Dan telaknya itu
dibalikkan dengan jawaban Jokowi yang memang berangkat dari cara bnerpikir
seorang negarawan. Tidak menyalahkan dan berpikir memperbaiki ke depan.
Kedua, adalah tidak banyak
menawarkan hal-hal yang baru. Secara umum debat berjalan baik. Namun eskalasi
konflik tak benar-benar terbangun. Di debat kelima ini konsisten seperti itu,
tetap tidak menawarkan hal-hal yang baru.
Seperti selalu bicara
impor-impor. Stop impor. Templatenya seperti itu. Seperti bahan debat lama yang
didaur ulang kembali. Padahal sudah diterangkan impor perlu dilakukan sebagai
salah satunya stok ketahanan pangan dan sebagai stabilitator harga.
Ketiga, adalah catatan untuk
Jokowi. Karena pihak Prabowo materi debatnya seakan terus memancing
pertanyaan-pertanyaan yang ujung-ujungnya sebenarnya mudah dijawab dengan
solusi oleh Jokowi. Misalnya ketika membicarakan perekonomian Indonesia. Ketika
Sandiaga yang tidak belajar bagaimana mengambil contoh yang pas mengenai
kondisi ekonomi.
Selalu mengambil contoh dengan
menyebut ibu A atau Bapak B yang mengalami kesusahan karena bla bla bla. Selain karena menonton
sebenarnya juga menunjukkan dia belum bisa membedakan bagaimana ekonomi mikro
dan makro. Sehingga ketika sample kecil tadi seolah-olah sudah menggambarkan
apa yang terjadi secara nasional. Sangat disayangkan sih seorang dengan latar
belakang pengusaha masih memakai materi debat seperti. Dan lagi-lagi itu
menjadi template dirinya setiap debat. Karena saya perhatikan modelnya sama dan
mengulang dari debat sebelumnya.
Tim Relawan Unicorn Debat Pilpres |
Tapi ada satu hal yang menggelitik dan memancing tawa di debat kemarin, saat Jokowi melemparkan pertanyaan ke Prabowo tentang unicorn, e sport
atau mobile legend. Ternyata malah dijawab ke hal-hal yang meyangkut pangan dan
impor. Dan itu momentum yang paling epic yang saya paling ingat di debat tersebut.
Selain menggambarkan Jokowi yang paham akan kekinian, pada saat yang sama menggambarkan
Prabowo terlihat kekunoan.
Paling itu catatan saya mengenai debat final pilpres kemarin. Meski sebenarnya masih banyak jika diuraikan lebih. Terima kasih relawan Unicorn atas undangannya yakk hehehe...
Belum ada Komentar untuk "Beberapa Catatan saya mengenai Debat Final Pipres kemarin"
Posting Komentar