Mengenang 27 Tahun Tragedi Pembantaian Khojaly
Selasa, 26 Februari 2019
Tambah Komentar
Tak bisa dipungkiri, setiap negara bisa
jadi lahir dan tumbuh dengan sejarah masing-masing. Dan sebagian besar sejarah
besar dunia bermuara pada sejarah kelam kemanusiaan. Sejarah kelam yang
berlumuran darah dan pembantaian. Tidak saja di Indonesia dengan peristiwa
G30SPKInya yang kita kenal sebagai tragedi berdarah dan memilukan buat bangsa
Indonesia. Di belahan dunia sana juga banyak mengalami hal yang sama.
Siapa sangka di negeri Eropa Timur
sana terjadi tragedi kemanusiaan yang memilukan pula. Azerbaijan sebuah negara
pecahan Uni Soviet dengan mayoritas penduduknya Muslim ini tak luput dari
peristiwa berdarah tersebut. Sudah 27 tahun berlalu peristiwa genosida atau
pembantain di Khojaly terjadi. Sebuah distrik di daerah Nagoro-Karabkh,
Azerbaijan, Eropa Timur.
Saya, Blogger dan Dubes Azerbaijan Ruslan |
Maka pada tanggal 25 Februari 2019 ini
menjadi momen untuk mengenang kembali tragedi tersebut. Duta Besar Azerbaijan
untuk Indonesia, Ruslan Nazibov mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak
pernah melupakan tragedi tersebut dalam seminar Humanity: In Search of Justice for Peaceful Coexsitence kerja sama
dengan Perpustakaan Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat.
27 Tahun Tragedi
Khojaly
Negara yang resmi berdiri tahun 1991
ini sebenarnya makmur dengan kekayaan minyak dan gasnya. Namun setahun setelah
berdaulat tepatnya 25 Februari 1992 pembantain massal di Khojaly oleh tentara
Armenia dengan bantuan resimen Uni Soviet ke-366, menjadi momen kelam yang
tidak akan dilupakan sampai sekarang. Karena tragedi tersebut memakan korban
yang cukup banyak. Menewaskan 613 rakyat sipil Azerbaijan, termasuk di
antaranya 106 perempuan, 63 anak-anak, 487 korban luka kritis serta 1275 orang
mengungsi.
Justice for Khojaly |
Dari ribuan korban yang mencoba
menyelamatkan diri, masih banyak yang meninggal baik di pengungsian atau pun di
dalam perjalanan. Sempat pula terekam dalam kesaksian video seorang ibu yang
tidak mampu menyelamatkan anaknya yang meninggal membeku dalam pelukannya
sendiri. Sebuah momentum yang memilukan dan sulit untuk dilupakan.
Tidak saja sampai di situ berdasarkan
laporan Caspian Strategi Institute penyerangan pasukan Armenia juga melenyapkan
beberapa warisan sejarah di antaranya ada 927 perpustakaan, 464 monumen, 44
candi serta 9 masjid yang luluh lantah hancur.
Tanggal 25 Februari sebagai tanggal
yang akan terus diperingati oleh pemerintah Azerbaijan. Digelorakan dengan
seminar-seminar tahunan sebagai upaya untuk menyuarakan dan memberi tahu kepada
dunia internasional tentang fakta yang terjadi di distrik Khojaly. Dan tentu pula menyuarakan keadilan buat warga Khojaly khususnya. #JusticeForKhojaly
Duta Besar Azerbaijan dan Moderator |
“Peristiwa tersebut sangat penting,
sehingga perlu diperingati setiap tahun sebagai bentuk penghormatan terhadap
korban tragedi Khojaly dan diharapkan peristiwa tersebut menjadi pelajaran agar
tidak terulang kembali ” kata Ruslan.
Belum ada Komentar untuk "Mengenang 27 Tahun Tragedi Pembantaian Khojaly"
Posting Komentar