Lewat Creative Room, BBPLK Bekasi Siap Produksi Animasi Karya Anak Bangsa
Jumat, 23 November 2018
Tambah Komentar
To the point saja.
Indonesia—untuk menghasilkan karya animasi sebesar The Incredible atau Hotel
Transylvenia memang membutuhkan effort yang besar. Tidak saja berbicara dari
segi sdmnya tapi infrastruktur pendukungnya tak kalah penting. Kemudian
perlahan-perlahan membawanya ke arah industri yang menghasilkan karya dan
profit.
Meskipun industri animasi tanah
air belum sebesar dari apa yang kita harapkan sebagai sebuah negara besar. Seperti
animasi Hollywood katakan karya Disney atau Pixar. Atau animasi dari negara
Jepang yang sudah menemani bahkan sejak pelaku-pelaku animasi lahir dan tumbuh
sekarang. Atau mau yang lebih deket adalah negara tetangga kita, Malaysia lewat
serial Upin & Ipinnya yang justru
mampu meramaikan pasar Asia Tenggara. Dan sejak kemunculannya ‘kita’
seolah-olah tertantang untuk menghasilkan karya yang sama. Maka lahirlah karya
semacam Petualangan Singa Pemberani Atlantis, Si Unyil,
Sopo Jarwo dan lain-lain.
Dengan adanya karya animasi anak bangsa yang
sudah nangkring di televisi-televisi tersebut bisa disebut sebagai tanda kalau
kita siap untuk meramaikan pasar animasi dunia ke depan. Walaupun kita tahu animasi dalam negeri belum bisa head to head bersaing dengan animasi
luar negeri yang notabene skala industrinya sudah stabil—pasarnya. Kita masih
memproduksi animasi sebatas tontonan tv, kebanyakannya.
Tak membuat kita pesimistis begitu saja.
Memang secara itung-itungan pasar
animasi kita masuk layar lebar masih pada hitungan jari. Seperti yang kita
kenal ada Battle of Surabaya, Meraih
Mimpi atau pun yang terbaru Wiro
Sableng 212 yang semakin matang penggarapannya.
Peresmian Creative Room
Maka ketika saya diajak untuk
hadir meresmikan salah satu infrastruktur para animator Indonesia, saya
langsung mengiyakan. Karena selain peresmian sebuah—yang dinamakan— sebagai Room Creative juga ada penayangan dari
sebuah film animasi karya dari para animator lokal. Yang membuat saya penasaran
sebenarnya bukanlah main acara yaitu
persemian creative room tapi produk dari creative room itu sendiri yaitu
filmnya.
Peresmian Creative Room |
Tapi setelah sampai sana saya pun
tertarik memberi tahu khalayak apa
yang sebenarnya terjadi dengan peresmian room
creative ini, apa penting dan fungsinya dan terlebih seperti apa film Nano Millenial Force ini ketika sudah
jadi secara kualitas.
Yang pertama saya akan bahas apa
itu Creative Room yang persemiannya
dihadiri oleh menteri tenaga kerja, Hanif Dhakiri.
Setelah saya masuk ke ruangan ini
terdiri dari berbagai ruang atau bagian begitu sih. Di mana ruang yang khusus
untuk meproduksi film animasi. Sehingga mampu menuangkan imajinasi-imajinasi
yang kreatif dan inovatif.
Pak Hanif Dhakiri Sambutan |
Room Creative juga difungsikan sebagai sarana pelatihan dengan
konsep yang nyaman dan menyenangkan. Maka diharapkan ide-ide dalam pembuatan
karya animasi dapat dipublikasikan hasilnya dan tentu siap untuk pasar industri.
Ada Ruang Teater adalah ruang ditampilkannya
pertunjukkan film hasil karya siswa animasi. Ruang Motion Capture adalah Ruang
untuk proses merekam digital dari garak gerik actor yang sudah diberi sensor
pada tiap titik acuan yang diinfomasikan ke sebuah system computer khusus
menjadi suatu animasi karakter.
Ruang Dubbing & Editing adalah ruang untuk
melakukan proses mengisi suara pada suatu tayanngan video dalam sebuah film
dengan karakter suara tertentu dan juga ruang untuk melakukan proses editing
dan Ruang Produksi adalah
ruang untuk membuat produksi film animasi.
Film Animasi; Nano Millenial Force
Salah satu produksi film dari Creative Room di BBPLK Bekasi ini adalah
Nano Millenial Force. Seperti apakah film besutan siswa-siswa jebolan langsung
BBPLK Bekasi ini?
Pemutaran Film Animasi Bangsa Nano |
Film animasi ini bercerita khas
anak-anak yang mencoba menemukan jati dirinya begitu. Menceritakan tentang
peserta magang asal Indonesia. Namanya ada Nano, Yoko dan Aris. Mereka tersesat
ketika sedang berjalan-jalan di tempat di sebuah kuil di Jepang. Di mana
bangunan kuil itu berupa bangunan tua yang menyimpan banyak misteri di
dalamnya. Sampai pada akhirnya mereka bertemu dengan seseorang yang mengajarkan
apa itu sikap disiplin dan kemandirian.
Sekilas memang tidak ada yang
mencolok dari sebuah karya animasi biasa. Untuk sebuah karya animasi yang
dibuat oleh puluhan orang (32 orang), menurut saya ini sebuah pencapaian yang
menjanjikan ke depannya.Apalagi film ini dibuat dengan tempo yang singkat untuk
sebuah film animasi idealnya dibuat. Karena hanya sekitar 6 bulan saja film ini
diproduksi oleh siswa-siswa di BBPLK Bekasi. Di mana pengerjaannya meliputi
siswa-siswa dari Jabodetabek dan sekitarnya.
Bagi saya keberhasilan dengan
produksi film ini merupakan tanda positif tentang arah ke depan bagaimana dunia
animasi tanah air. Semoga adanya pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh BBPLK
Bekasi ini bisa benar-benar mampu menyerap tenaga kerja di dunia kreatif dalam
bidang animasi. Apalagi didukung dengan fasilitas yang mumpuni dan gratis pula.
Tidak ada alasan lagi bagi dunia animasi Indonesia untuk tidak bergerak maju
dan meramaikan dunia animasi secara global.
Sehingga diharapkan tidak saja
sdm atau orang Indonesia yang sudah go
international dalam profesinya sebagai animator. Adanya Creative Room dan BBPLK itu sendiri
adalah langkah lain untuk mempersiapkan pasar film animasi nasional bisa bicara
banyak di layar lebar. Hingga saatnya nanti benar-benar bisa bersaing ke kancah
global. Tinggal menunggu waktu dan konsistensi dukungan dari pemerintah dan
masyarakat saja.
Belum ada Komentar untuk "Lewat Creative Room, BBPLK Bekasi Siap Produksi Animasi Karya Anak Bangsa"
Posting Komentar