The Darkest Minds, Debut Film Terkelam dari Sejenisnya
Selasa, 28 Agustus 2018
Tambah Komentar
Tanggal rilis: 2 Agustus 2018 (Singapura)
Sudah ketebak dari sebelumnya.
Setidaknya dari trailer di youtube sudah cukup menggambarkan bagaimana film ini
akan mengambil plot. Sangkaan saya pasti akan semacam film A atau paling sama
juga dengan film si B dan nggak akan begitu jauh. Dari situ pula saya membangun
premis untuk menyimpan rasa kecewa di awal (baca: menumpahkan kekecewaan) untuk
meminimalisir ekpestasi berlebih terhadap genre film yang beginian.
Untuk sebuah jenis film yang diadaptasi
dari novel-young-adult-bergenre-sci-fi dengan embel-embel best-seller’ maka
film the Darkest Minds menjadi urutan terbuncit dari berbagai sisi. Apalagi disejajarkan
dengan genre yang sama dan plot yang sama seperti film-film pendahulunya. Seperti
franchise “The Hunger Games”, “Divergent”, “The Maze Runner”, “The Giver” dan
semacamnya.
Rasanya begitu membosankan atau
biasa saja menonton film yang beberapa tahun model begitu tayang lagi tanpa ada
cerita yang baru. Tipikal plot dan unsur cerita sama yang kemudian menjadi
tontonan monoton yang pasti tidak akan mengambil decak kagum.
The Darkest Minds film yang
muncul paling telat dari genrenya, sementara film sepantarannya telah lenyap
dalam dystopia bertahun-tahun sebelumnya. Meskipun disadur dari novel kenamaan
karya Alexandra Bracken tak menjadikan film ini layak sebagaimana karya ‘best
seller’ novelnya.
Rasa-rasanya tak perlu
disejajarkan pula tokoh utama yang tak seberapa membius penonton sebagaimana Katniss
masih handal membidik targetnya di the Hunger Games, Tris masih lincah melompat
dari kereta di Divergent ataupun Newt masih jago menghipnotis hati kaum wanita
di the Maze Runner.
Ditambah absensi kehadiran yang begitu
terlambat melengkapi film ini menjadi film paling kelam sesuai judulnya.
Apalagi nyemplung dipusaran genre yang tengah naik dari besutan Marvel. Jelas
ini sama saja misi bunuh diri.
Agaknya saya sepakat dari
beberapa kritikus film dengan gambaran kurang lebih minus seperti ini.
Entah apa yang membuat Jennifer
Yuh Nelson (Kung Fu Panda) selama ini memersiapkan lalu menempatkan debut
penyutradaraan ‘live-action’-nya ini di Agustus, bulan yang umumnya menjadi
‘tempat pembuangan’ film para studio besar. Mencicipi gaya baru guna
mendongkrak karir? Dengan mengkreasikan film yang bisa dibilang ‘sekedar
coba-coba’.
Amandla Stenberg (yang juga
pernah tampil dalam The Hunger Games memimpin cast sekumpulan aktor muda dengan
minim pengalaman di sini. Itu bagus - sebagai batu loncatan mereka menjejak
‘blockbuster’. Tetapi jangan salahkan siapapun saat kalian menyaksikan
penampilan sekelas FTV siang hari yang jelas terkungkung dalam naskah dan
ekspresi yang tidak bebas sama sekali.
Nama ‘senior’ yang paling dikenal
di sini mungkin adalah Mandy Moore - itupun hanya dikenal sebagai pengisi suara
Rapunzel dalam “Tangled” - dan Gwendoline Christie - itupun penampilannya dalam
dua film Star Wars hanya tertutup topeng - sebagai pemburu buronan kejam
(yang tidak bengis-bengis amat). Serius, merasa dipermalukan melihat aktris
sekaliber Christie ‘dipermalukan’ di sini. At least jadikan dia antagonis
yang lebih mumpuni ketimbang antagonis sebenarnya yang hypersex itu.
Lalu jika kalian sempat
menyaksikan media promo film ini dan ingat ada kalimat “Dari Produser “Stranger
Things” dan “Arrival”, tolong buang jauh-jauh harapan kalian. Dosa besar bagi
tim ‘marketing’ “The Darkest Minds” yang seolah bingung bagaimana cara
mempromosikan film ini mengingat kurangnya ‘kekuatan’ para bintang dan orang di
belakang layar (jika mereka menggunakan embel-embel “Dari Sutradara Film-film
“Kung Fu Panda”” jelas akan lebih parah dikarenakan gerombolan anak kecil akan
terbodohi oleh tontonan yang melibatkan adegan menembak kepala dan
tindih-menindih pria-wanita).
Alhasil seseorang yang melihat The Darkest Minds sebagai sesuatu yang berbau sci-fi (itu berarti jalan
ceritanya pasti kompleks), diisi segerombolan anak muda hebat dan menjanjikan
kemisteriusan yang menggugah semangat menonton langsung mengusulkan ide dengan
menempatkan nama “Stranger Things” dan “Arrival” yang terlalu mulia untuk
berada di tiap poster dan trailer film yang tidak pantas untuk disejajarkan
dengan mereka. Film ini benar-benar menjadikan The Darkest Minds menjadi film terkelam dari sejenisnya.
Belum ada Komentar untuk "The Darkest Minds, Debut Film Terkelam dari Sejenisnya"
Posting Komentar