Menghidupkan Kembali Sejarah Romawi
Senin, 09 November 2015
Tambah Komentar
Pengarang :
Steven Saylor
Penerjemah :
Dwi Istiani S.
Penerbit :
Tanda Baca Alita Aksara Media Group
Tahun : I,
Maret 2013
Tebal : XII+720 Halaman
Harga :
Rp 130.000
Membaca novel ini seakan disuguhi sebuah cerita sejarah
yang hidup dan filmis. Asal-usul dan perkembangan Roma sebagai sebuah kota
menampilkan wilayah kajian sejarah yang menarik, tak habis untuk
dikupas. Roma sebagai kota yang penuh sejarah dipotret apik dengan menghidupkannya dalam sebuah novel. Tokoh-tokoh
yang monumental seolah-olah kembali
hidup dan menceritakannya kepada kita di masa sekarang. Membawa pembaca menjadi saksi sejarah pembentukan kota Roma.
Diawali oleh sebuah kisah di sebuah pemberhentian jalur
garam dimana saat itu petani garam masih berupa suku nomaden. Jauh pada 1000
S.M orang-orang mempercayai zat-zat tak bernama sebagai konsep tuhan yang
selanjutnya disebut Fascinus. Di bab selanjutnya menceritakan asal usul
‘munculnya’ seorang manusia setengah
dewa yang melintas. Pertarungan manusia ’monster’ yang disebut Cacus dengan si
Penggembala sapi, yang dikenal dan datang dari Melkart. Konon Melkart inilah
seorang yang akhirnya disebut-sebut sebagai Heracles atau Hercules sampai saat
ini.
Selanjutnya beralih ke zaman si kembar, Remus dan Romulus
sebagai pendiri kerajaan Roma. Terjadi perang di antara keduanya yang
mengakibatkan Remus tewas dan dikubur di Bukit Aventine, namun menyisakan penyesalan mendalam pada diri
Romulus. Sampailah pada Roma berubah menjadi Republik yang kemudian mengenal
sebuah dewan terdiri sepuluh orang- para Decemvir- yang membuat undang-undang,
dikenal dengan Dua Belas Daftar. Beralih ke zaman Scipio dan Hannibal sampai
zaman diktator. Di bab-bab terakhir menceritakan zaman Julius Caesar dan
Cleopatra yang akhirnya sampai ke zaman Caesar Augustus.
Dari novel ini kita bisa belajar dan mengetahui bagaimana
asal muasal dewa-dewa Roma diciptakan. Awalnya orang-orang Roma tidak memiliki
dewa tetapi memercayai adanya suatu zat-
numina-sebagai penguasa bumi. Dipercayai sebagai zat yang memberikan
bisikan-bisikan takdir kepada manusia. Asalkan manusia mau mendengar dengan
hati yang suci dan mendorongnya pada perbuatan baik.
Kemudian dewa diciptakan oleh gambaran-gambaran manusia, itu
terlihat saat Hercules bertarung dengan monster Cacus yang akhirnya kemenangannya
dijadikan awal ritual pemujaan. Mempercayainya sebagai dewa. Muncullah
dewa-dewa selanjutnya seperti Zeus sebagai bapaknya Hercules sampai Diana,
Ceres maupun Venus. Dewa-dewa terus bermunculan mengikuti perkembangan zaman
sebagai zat yang dimintai perlindungan. Namun keberadaan dewa tak sepenuhnya dianggap
sebagai dewa melainkan juga sebagai pemuas nafsu manusia seperti dewa Bacchus.
Cerita yang begitu menakjubkan. Sebagai pengarang Steven
Saylor sangat lihai meramunya menjadi sebuah cerita sejarah yang penuh gizi.
Terlihat saat pengarang bercerita dengan memperhatikan detail-detail sejarah. Pengembangan
plot dan karakter yang hidup, berdasarkan sejarah nyata. Sehingga pembaca seolah
diajak lansung menyelami proses kreatif pengarang, bagaimana sebuah sejarah berproses
menjadi sebuah legenda hidup yang misterius namun memikat sampai sekarang.
Pengarang benar-benar membangkitkan dunia kuno dengan
lebih meyakinkan sehingga begitu banyak
detail dan kehidupan yang bergolak ke dalam adegan-adegan cerita. Pembaca
diajak besentuhan dengan sensasi kekunoan yang luar biasa. Tidak menghilangkan
unsur sakralnya, dari sebuah peristiwa menjadi berita kemudian menjadi rumor
yang penuh dugaan-dugaan, berubah menjadi sejarah yang selalu ada pihak jahat
dan pihak pahlawan. Akhirnya berubah menjadi sebuah legenda yang banyak
mengandung unsur hiperbola dengan selipan-selipan sisi romantis namun tetap tak
menghilangkan unsur kebenarannya.
Selamat membaca.
Peresensi adalah Andik Irwanto, mahasiswa STT Telematika, aktif dalam forum
dan organisasi kepenulisan.
Belum ada Komentar untuk "Menghidupkan Kembali Sejarah Romawi"
Posting Komentar